"Ma Pa aku pulang" teriak ku, tapi tidak ada satu orang pun yang
menyahut. Ehm lagi-lagi mereka terlalu sibuk dengan urusan mereka yang
anak entah mengapa bisa begitu penting dibandingkan aku anak mereka,
dengan langkah yang lemah aku masuk kekamarku. Yah selalu begini, meski
pun aku punya segalanya tapi aku tidak punya kasih sayang orang tua
mereka terlalu sibuk dengan dunia mereka masing-masing. Kurebahkan
tubuhku diatas medan magnet dunia dan berdoa semoga hari esok jauh lebih
indah dari pada hari ini.
........
Matahari bersinar dengan anggunnya dihari Kamis yang cerah ini. Pagi yang indah untuk memulai semua aktifitas tapi tidak untuk Reno. Lagi-lagi Reno harus mendengar caci maki ayahnya kepada Ibunya. Entahlah sudah berapa kali bahkan ribuan kali Reno mendengar dan menyaksikan Ibunya disiksa dan di caci maki oleh ayahnya. Yang dulu sempat menjadi panutannya. Ayah yang selalu ia banggakan dan ayah yang selalu menaruh seulas senyum diwajah ibu dan Reno. Tapi semuanya berubah ketika Ayah Reno memutuskan untuk pindah dari tempat kerja semulanya, semua impian tentang keluarga bahagia dimimpinya hilang bak mentari yang tertutup oleh gumpalan awan hitam.
Reno masih berdiam didaun pintu kamarnya, Reno tidak tau apa yang harus ia lakukan . Ayahnya berubah menjadi sosok yang kejam dan selalu membawa duka dihati Reno dan Ibunya. Dengan langkah pelan tapi pasti Reno menyusuri anak tangga rumahnya langkah demi langkah. Dan lagi-lagi kenyataan pahit yang harus iaa terima melihat sosok ibunya ditampar dan dipukuli hingga lebam. Dengan sekuat tenaga Reno berlari dan memeluk tubuh Ibunya dan melindunginya dari Ayahnya.
"AWAS KAMU ANAK KECIL!!" ujar Ayah Reno sambil menarik rambut Reno
"Nggak bakal yah! aku nggak bakal minggir dari Ibu. AYAH KEJAM!!" bentak Reno
"Kamu gak tau apa-apa jadi minggir sebelum kamu ayah pukul" ujar Ayah Reno dengan suara semakin lantang.
Reno berdiri sambil berteriak "AYAH MAU PUKUL AKU?! PUKUL AJA YAH, JANGAN JADI BANCI DONG YAH YANG BISANYA NYIKSA PEREMPUAN. AYO SIKSA RENO AJA YAH!!" teriak Reno dengan suara lantang sambil menatap wajah ayahnya dengan penuh kebencian
"BERANI-BERANINYA KAMU YAH! AYAH TUNGGU KAMU BOCAH INGUSAN!" bentak Ayah sambil meludahi Reno dan berlaru pergi keluar rumah.
Reno menghampiri ibunya yang sedari tadi duduk terdiam disamping anak tangga, "Ibu gak papa? Ibu gakj ada yang lukakan?" tanya Reno .sambil membopoh ibunya keatas kursi.
Ibu memandang wajah Reno sekilas dan tersenyum "Ibu gak papa nak, makasi ya lebih baik kamu pergi sekolah sekarang entar kamu telat"
"tapi bu? ibu sendiri gimana nanti kalau ayah datang lagi dan menyiksa ibu?" ujar Reno dengan sebuncah kegelisahan dihatinya.
"Ibu kuat kok nak, ada Tuhan yang selalu menjaga ibu" ujar Ibu sambil tersenyum tulus
"Iya bu, Reno pergi dulu ya Assalamualikum" ujar Reno sambil mencium tangan Ibunya dan berlalu pergi. Sementara itu disudut kota Pontianak disebuah rumah yang megah.
............
"Bi ayah sama bunda belom pulang juga ya?" ujar karin kepada bibi
"belom non mungkin,lusa memang kenapa non tumben nanya tuan sama nyonya?" ujar bi ijah
"Gak papa bi aku cuma kangen aja sama mereka, abisnya udah lama banget gak sarapan bareng sama mereka" Ujar karin kepada bibi.
Kari
Ya lagi dan lagi kali ini adalah hari kesekian yang aku habisi tanpa kedua orang tua. Seperti yang pernah aku ceritakan orang tuaku terlalu sibuk dengan urusan pekerjannya. Jangankan untuk pulang kerumah, untuk menelfon saja rasanya itu jarang atau bahkan tidak pernah. Ku lanjutkan sarapan pagiku dengan putus asa.
"Non kenapa baik-baik ajakan? non gak sekolah udah jam 7 loh" ujar bi ijah
"Apa bi? jam 7?" jawabku setengah terkaget. "ini fix telat ahh, ya udah bi aku pergi dulu ya daah" ujarku sambil setengah berlari menuju ke arah Pak Busri supir pribadi keluargaku, dengan sigap pak busri pun menjalankan mobilnya, menyusuri jalan dikota khatulistiwa ini.
-----------------------------------------------------------------------------
"Pak tolong lah bukakan pintunya, plis pak" Ujar reno kepada satpam sekolah yang berdiri didepan pintu gerbang. Hari ini adalah hari yang amat sangat naas untuknya. Bagaimana tidak, masalah yang datang dipagi hari yang diciptakan oleh Ayahnya orang yang dulu, dia bangga-banggakan malah kini menjadi penghancur dimanisnya kehidupan yang dia jalani.
"Paak bukain pagarnya dong plis pak, aku baru satu kali telat ini pak." ujar Karin setengah memohon kepada pak jemingan.
" Kalau terlambat ya udah terlambat aja, makanya besok datang pagi-pagi, ngakunya ketua osis sekolah ini tapi tingkahnya kok malah seperti ini. Sungguh memalukan." ujar pak jemingan
"selow aja kali pak" jawab Reno dengan santainya yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Karin. Ya Karin orang yang dia sukai semenjak masa orientasi siswa. Karin juga yang membuatnya selalu pulang larut malam hanya untuk memastikan Karin selamat. Ok sip ini cukup lebay.
"Maksud lo?"
"Selow aja rin, oh iya kita belom kenalan loh"
"Ssst gak usah banyak omong, satu sekolah udah tau siapa lo ok sip jadi lebih baik lo duduk manis aja diatas motor kesayangan lo ok" ujar Karin panjang lebar "Ya tuhan apa salahku dipagi ini" gumam Karin didalam hati.
"Ok ok gue bakal tutup mulut" jawab Reno seraya melakukan zip dibibirnya menggunakan tangan.
"Rin lo mau kan masuk tepat waktu lo mau kan gak dihukum Bu Ummi lo taukan betapa garangnya Bu Ummi lo gak maukan citra lo sebagai ketua osis yang baik dan berbudi pkerti yang baik rusak?" Ujar reno panjang lebar menggoda Karin. Reno tau ini adalah momen yang tepat untuk mendekati Karin cewek super jutek yang ntah mengapa mampu menarik perhatinnya.
"Jangan sekali-kali goda gue untuk melakukan tindakan yang gak masuk akal, yang seperti biasa lo lakuin" jawab Karin dengan juteknya
"Jutek amat santai aja kali" jawab Reno sambil mendekati Karin dan berbisik "gue tau jalan belakang masuk sekolah, gue mau masuk lewat sana tapi terserah lo mau ikut atau enggak"
"Ok ok gue ikut" jawab Karin.
Reno pun mengembangkan sebuah senyuman, senyuman dipagi hari yang mampu mencerahkan harinya. "Ok kalau gitu ayo naik ke atas motor gur" ujarnya.
"Lo yakin? kita goncengan" ujar Karin dengan nada sedikit ragu
"Lo mau ikut apa enggak?" ujar reno seraya menghidupkan mesin motornya
"Iya gue ikut" ujar Karin.
-------------------------------------------------------------------------------
"Lo yakin lewat sini?" ujar Karin yang agak sedikit ragu untuk melawati jalan belakang. Harusnya dia menolak ajakkan Reno tapi apa daya nasi sudah menjadi bubur.
"Iya Karin Rose Mare kita lewat sini. Santai aja gak usah takut kan ada gue, kalau lo takut lo bisa pegang tangan gue" ujar Reno dengan gaya sok coolnya.
"Ok tapi awas jangan kegeeran ok, gue pegang tangan lo karna gue takut bukan kesukaan" ujar Karin panjang lebar seraya menyambut tangan Reno.
"Iya Karin tenang aja" ujar Reno dengan penuh kegembiraan yah modusnya berhasil.
Mereka berdua pun dengan sangat hati-hati menyusuri jalan belakang sekolah, namun tanpa mereka sadari Bu Ummi waka kesiswaan yang dikenal garang yang dikenal wow sama satu sekolah memperhatikan mereka dari jauh. "ehm" dehem bu Ummi.
"Tuhkan No gue bilang juga apa" ujar Karin dengan nada penuh ketakutan
"Santai aja kali paling itu cuma Hantu" Ujar Reno seraya menakut-nakuti Karin dan tertawa
"KAMU BILANG SAYA APA RENO" ujar Bu Ummi yang ntah gimana bisa berada didepan mereka saat itu. "Saya bilang apa ya bu saya lupa ehm" jawab Reno
"KALIAN BERDUA IKUT SAYA SEKARANG" ujar Bu Ummi seraya pergi menuju ruang kesiswaan yang diikuti dengan Reno dan Karin.
"Kan gue bilang juga apa no, pasti lo bakal ngelakuin hal diluar kepala yang cuma bisa dimengerti Tuhan dan lo. Sumpah gue gak pernah mengerti apa yang ada didalam pikiran lo" ujar Karin panjang lebar kepada Reno. dan Reno hanya menanggapinya santai. Mereka pun sampai didepan pintu waka kesiswaan
"Ini kalian berdua pakai ini dan berdiri dilapangan basket sampai bel istirhata dibunyikan" ujar Bu Ummi dengan nada ketus.
"APA?!" ujar Reno dan Karin serentak.
"Tapikan bu ini bukan ide saya ini...." ujar Karin berusah memperotes bu Ummi
"Jangan banyak bicara kerjakan sekarang."
Dengan langkah goyah mereka berdiri dilapangan basket dengan tulisan " Saya Terlambat dan saya tidak malu". "Kok lo senyum-senyum dari tadi no?" tanya Karin kepada Reno
"Gak papa cuma senyum aja emang salah?" jawab Reno. Ya pagi ini adalah pagi yang sempurna Reno pun bergumam dalam hati "Semoga sesempurna apa yang gue bayangin"
------------------------
WOOO PART II nya loh ok sip gue tau udah lama gue gak update ini cerita dan gue tau pasti gak ada yang mau baca ni cerita absurd but whos care right? but seperti biasa
SALAM CENAT-CENUT XX